Apresiasi seni : Mengenalkan Karya Seni Pada Anak Sejak Dini. (Pameran DIY-Kyoto 2022 vs Nandur Srawung #9).

Dok. Pribadi : Pameran Lukis DIY-Kyoto 2022 Bentara Budaya Yogyakarta
 
Halo sobat SeRu, tentu kalian sudah tidak asing dengan istilah Apresiasi seni kan? Atau paling tidak kalian pernah berkunjung ke suatu pertunjukkan seni maupun pameran karya seni. Atau minimal pernah memberikan penilaian pada karya seni milik teman kalian. Misal kalian bilang "wah keren ya gambarmu" atau "warna-warna dari karyamu menenangkan jiwaku", nah itu sudah termasuk Apresiasi seni. Karena merujuk pada pengertiannya Apresiasi menurut KBBI adalah kegiatan pemberian penilaian terhadap sesuatu. jadi, komentar, kesan, pendapat dan pengalaman emosional (estetik) ketika melihat sebuah karya seni termasuk dalam kegiatan Apresiasi seni. 

Untuk kegiatan Apresiasi seni kali ini kami sekeluarga berkunjung ke dua Pameran yang kebetulan penyelenggaraannya hampir bersamaan. Yang pertama Pameran DIY-Kyoto 2022 diselenggarakan di Bentara Budaya Yogyakarta dan yang kedua Pameran Nandur Srawung #9 yang diselenggarakan di Taman Budaya Yogyakarta. 

Untuk Pameran yang pertama yaitu Pameran DIY-Kyoto 2022, Pameran ini merupakan bentuk kerjasama antara Pemerintah Daerah DIY dengan Perfektur Kyoto yang dilaksanakan tiap rutin tiap tahun. Sejumlah 30 karya Terbaik dari Seleksi Lomba Lukis DIY-Kyoto tingkat Pemerintah Daerah DIY dan 13 Karya dari Perfektur Kyoto Jepang dipamerkan bersama-sama. Peserta merupakan Pelajar dari tingkat Tk sampai SMA. Dengan mengusung tema "Aku Ingin Menjadi." Tema ini tentu cocok dengan peserta yang mengikuti, dimana siswa TK- SMA tentu masih berada pada ranah ini,ranah keinginan untuk menjadi apa yang mereka cita-citakan. Karya-karya yang disajikan cukup ringan untuk dipahami dan dimengerti, anak pertama saya pun cukup antusias membaca tiap judul karya dan melihat karya-karya yang disajikan. Tanpa bosan dan terus berkeliling melihat-lihat karya-karya yang memang sesuai dengan usia anak saya. (Red-usianya 7 tahun).

Dok. Pribadi : Naranja sedang membaca salah satu judul karya seni
Pameran Lukis DIY-Kyoto 2022 di Bentara Budaya Yogyakarta

Dok. Pribadi : Naranja sedang melihat dan mencoba memahami karya seni 
Pameran Lukis DIY-Kyoto 2022 di Bentara Budaya Yogyakarta


Dok. Pribadi : Rindu dan Mama sedang melihat karya seni 
Pameran Lukis DIY-Kyoto di Bentara Budaya Yogyakarta


Setelah merasa cukup kami berpindah ke pameran karya seni yang kedua yaitu Nandur Srawung #9 . Berbeda dari Pameran DIY-Kyoto, yang ringan dan penuh dengan warna-warni yang cerah. Nandur Srawung #9 memiliki Tema dan tujuan yang lebih kompleks. Karya-karya yang disajikan memiliki tujuan dan pesan yang mendalam. Disini anak-anak saya belum begitu bisa menikmati karena selain tema yang berat juga visualisasi karya yang disajikan sangat kompleks dan cenderung rumit. Pemahaman mereka belum bisa mencerna Ide, Konsep, gagasan maupun tujuan dari karya-karya yang ada. Berbeda dari Pameran DIY-Kyoto 2022 dimana semua Karya yang disajikan adalah karya seni rupa 2 dimensi. Di Nandur Srawung #9 karya-karya nya beraneka ragam, dari lukisan, grafis, instalasi, patung, dan media alternatif lainnya. Ini pertama kalinya anak-anak saya melihat pameran dengan jenis karya yang beraneka macam. Ekspresi mereka bingung campur kagum dan juga ada rasa ingin tahu. Itu terlihat dari ekspresi mereka. Anak saya yang pertama tampak selalu mengerutkan dahinya seperti sedang berpikir dan berusaha memahami namun tetap bingung dengan karya-karya yang dia lihat. Anak kedua saya lebih tidak tertarik dan malah ingin langsung keluar dari galeri. 


Dok. Pribadi : Naranja dan Rindu sedang melihat lukisan yang digantung
di lobby Taman Budaya Yogyakarta dalam pameran Nandur Srawung #9

Dok. Pribadi : Naranja sedang melilhat karya seni rupa yang cukup rumit
dalam konsep, tema maupun visualisasi dalam Pameran Nandur Srawung #9
di Taman Budaya Yogyakarta

Dok. Pribadi : Naranja sedang melihat karya Layang-layang
dalam Pameran Nandur Srawung #9
di Taman Budaya Yogyakarta
 
Kami hanya sebentar berkeliling dan lalu keluar. Bagi saya ini cukup karena tujuan awal saya memang hanya untuk mengenalkan saja ke Anak-anak. Belum sampai ke tahap untuk memahamkan karya seni. Karena penilaian karya atau Apresiasi karya seni itu juga bergantung dari pengalaman estetis yang mereka lalui ketika melihat sebuah karya. semakin banyak pengalaman estetis yang mereka lalui akan menambah kemampuan mereka untuk mengenali, menghayati, dan pada akhirnya akan memiliki penilaian secara utuh dari diri mereka sendiri terhadap sebuah karya seni. Jadi pengenalan sejak dini terhadap karya seni membantu mereka lebih peka dan mempunyai kemampuan untuk menerima ide, konsep maupun gagasan seni yang beraneka ragam. Karena mereka mendapatkan pengalaman langsung dengan berinteraksi dengan karya seni. Dan pada akhirnya membantu mereka untuk bisa memahami bahwa setiap individu memiliki pemikiran mereka masing-masing, memiliki kebenaran-kebenaran mereka masing-masing yang bebas dan tak terbatas. 








Posting Komentar

0 Komentar